Sabtu, 26 November 2011

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KHASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA

I.              Definisi
Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu / segera setelah persalinan (Kapita Selekta, Jilid I).
Pre eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteiuria yang timbul pada masa kehamilan
Pre eklamsia adalah keadaan yang khas pada kehamilan dan keadaan ini ditandai dengan gejala edema, hipertensi serta proteinuria.
Eklamsia adalah pre eklamsia yang disertai kejang dan atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurology (Kapita selekta, jilid I).
Eklamsia adalah keadaan langka yang dapat terjadi mendadak dengan atau tanpa didahului oleh pre eklamsia (Perawatan Maternitas, edisi 2).

II.           Teori Terjadinya Pre Eklamsia
a.       Teori genetik
Telah banyak diketahui, bahwa pre eklamsia dapat terjadi pada penderita yang masih ada hubungan keluarga. Genetic mini hanya muncul pada kehamilan pertama, hal ini berarti bahwa kehamilan mempunyai efek untuk merubah kehamilan ke -2 dan berikutnya.
Kelemahan teori ini adalah tidak dapat menjelaskan mengapa sebagian ibu hamil dapat timbul pre eklamsia pada kehamilan ke-2 atau umur kehamilan lanjut.
b.      Teori imunologik
Hal ini dapat disebabkan oleh 3 kemungkinan :
1.      Janin
2.      Rahium
3.      Respon imunologik
c.       Teori Ischemia plasenta
Ischemia plasenta terjadi karena pembuluh darah yang megalami dilatasi hanya terjadi pada aspirasi di deciduas, sedang pembuluh darah di daerah myometrium, yaitu arteri spiralis dan arteri basalis, tidak melebar.
d.      Teori radikal bebas dan kerusakan sel endotel
Timbulnya radikal bebas merupakan peristiwa yang normal sebagai akibat proses oksidasi untuk menghasilkan energi dalam tubuh. Namun radikal bebas juga bersifat destruktif, sehingg aproduksinya harus dikontrol dengan baik.
e.       Teori kerusakan sel endotel
Teori ini menjelaskan peristiwa lanjutan dari akibat terebtuknya radikal bebas, yaitu peroksida lemak. Kerusakan sel edotel ini nsangat spesifik dijumpai pada glomerolus ginjal, yaitu berupa glomerolus endhoteliosis.
f.        Teori trombosit
Pada pre eklamsia terjadi peningkatan produksi trombosit menajdi 3 kali dan penurunan produksi prostacyeline separuhnya disbanding pada kehamilan normal.
g.       Teori diit
Penelitian terakir membuktikan, bahwa konsumsi minyak ikan, dapat mengurangi resiko pre eklamsia. Ikan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh yang dapat menghambat produksi tromboxane, menghambat aktivasi trombosite dan m,encegah vasokonstriksi pembuluh darah.

III.         Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Menurut teori dewasa ini banyak ditemukan sebagai sebab pre eklamsia dan eklamsia adalah ischemis rahim dan plasenta, hidromnion, kematian jading dalam uteri.

IV.        Klasifikasi Eklamsia Dan Pre Eklamsia
Pre eklamsia digolongkan menjadi 2 yaitu dengan gejala dan tanda sebagai berikut :
1.      Pre eklamsia ringan
a.       Tekanan darah sistolik 140 mmHg / kenaikan 30 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam
b.      Tekanan darah diastolic 90 mmHg / kenaikan 15 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
c.       Kenaikan BB 1 Kg / lebih perminggu
d.      Proteinuria 0,3 gr / lebih per liter, kwalitatif 1+ atau 2+ pada urin kateter / midstream.
2.      Pre eklamsia berat.
a.       Tekanan darah 160/110 mmHg
b.      Oliguria, urine 400 atau kurang dalam 24 jam
c.       Proteinuria lebih dari 3 gr/liter.
d.      Keluhan subyektif :
-         Nyeri epigastrium
-         Gangguan penglihatan
-         Nyeri kepala
-         Edema paru dan sianosis
Pemeriksaan :
a.       Kadar enzim dalam hati meningkat disertai ikterus
b.      Perdarahan pada retina
c.       Trombosit kurang dari 100.000/mm.

Peningkatan gejala dan tanda pre eklamsia berat memberikan petunjuk akan terjadinya eklamsia, yang mempunyai prognosa buruk dalam rangka kematian maternal dan janin tinggi.

Berdasarkan waktu terjadinya eklamsia dapat dibagi menjadi :
1.      Eklamsia gravidarum
-         Kejadian 50% sampai 60%
-         Serangan terjadi dalam keadaan hamil.
2.      Eklamsia parturientum
-         Kejadian sekitar 30% sampai 35%
-         Saat sedang inpartu
-         Batas dengan eklamsia gravidarum sukar ditentukan terutama saat mulai inpartu
3.      Eklamsia puerperium
-         Kejadian jarang, sekitar 10%
-         Terjadi serangan kejang dan koma setelah persalinan berakhir.
Kejang bpada eklamsia terdiri dari 4 tingkat, yaitu :
1.      Tingkat awal atau aura
-         Berlangsung 30-35 detik
-         Tangan dan kelopak mata gemetar
-         Mata terbuka dengan pandangan kosong
-         Kepala diputar ke kanan dan ke kiri
2.      Tingkat kejang tonik
-         Berlangsung sekitar 30 detik
-         Seluruh tubuh kaku, wajah kaku, pernafasan berhenti dapat diikuti sianosis, tangan menggenggam, kaki diputar kedalam, lidah dapat tergigit.
3.      Tingkat kejang klonik
-         Berlangsung 1-2 menit
-         Kejang tonik berubah menajdi kejang klonik
-         Kontraksi otot berlangsung cepat
-         Mulut terbuka-tertutup, dan lidah dapat tergigit à putus
-         Mata melotot
-         Mulut berbuih
-         Penderita dapat jatuh, menimbulkan trauma tambahan.

4.      Tingkat koma
-         Seluruh kejang berhenti penderita menarik nafas
-         Diikuti koma yang lamanya bervariasi.
V.           Tanda Dan Gejala
a.       Pre eklamsia
-         Kenaikan BB (1Kg atau 3Kg dalam sebulan)
-         Edema kaki/ tangan
-         Kenaikan TD (140/90 mmHg dan bias juga mencapai 180/110 mmHg)
-         Protein uria
-         Sakit kepala terutama daerah frontalis
-         Rasa nyeri didaerah epigastrium
-         Gangguan mata : penglihatan menjadi kabur
-         Terdapat mual muntah
-         Gangguan pernafasan sampai sianosis
-         Terjadi gangguan kesadaran.
b.      Eklamsia
-         Nyeri kepala didaerah frontal
-         Nyeri epigastrium
-         Penglihatan semakin kabur
-          Mual muntah
-         Kejang
VII.      Komplikasi
1.      Solusio plasenta
2.      Perdarahan otak
3.      Edema paru
4.      Nekrosis hati
5.      Kelainan ginjal

VIII.   Pemeriksaan Penunjang
1.      UL : protein, sediment urine, bilirubin
2.      DL : trombosit, kreatinin
3.      USG

IX.        Penatalaksanaan
1.      Pre eklamsia
a.       Pencegahan
-         Pemeriksaan ANC teratur
-         Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre eklamsia jika ada factor predisposisi
-         Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menajaga kenaikan BB yang berlebihan.
b.      Penanganan
-         Untuk mencegah terjadinya pre eklamsia dan eklamsia
-         Hendaknya janin lahir hidup
-         Trauma pada janin seminimal mungkin.
2.      Eklamsia
-         Penderita eklamsia harus rawat inap di RS
-         Sebelum dikirim, berikan obat penenang untuk mencegah serangan kejang selama dalam perjalanan
-         Tujuan perawatan di RS adalah untuk menghentikan konvulsi, mengurangi fase spasme,dan mencegah infeksi.
X.           Diagnosa Keperawatan
1.      Ansietas b/d resiko kehamilanya
2.      Resiko terhadap cidera b/d vertigo : gangguan penglihatan dan kejang
XI.        Intervensi
1.      Ansietas b/d resiko kehamilanya
Intervensi :
1)      Bina hubungan terapeutik dengan pasien dan keluarga
R/ menciptakan hubungan yang baik dengan pasien dan keluarga sehingga akan membantu mempermudah perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
2)      Beri penjelasan tentang perjalanan penyakit pasien
R/ dengan diberikan penjelasan tentang penyakitnya diharapkan pasien dan keluarga bias memahami dan mengerti tentang penyakit, dan cara pencegahannya.
3)      Ciptakan lingkungan yang nyaman.
R/ dengan situasi lingkungan yang nyaman dapat membantu untuk menenangkan pikiran pasien sehingga dapat mengurangi terjadinya ansietas.
2.      Resiko terhadap cidera b/d vertigo : gangguan penglihatan dan kejang
Intervensi :
1)      Observasi tanda vital
R/ adanya peningkatan tekanan darah perlu segera ditangani, jika tidak akan memperberat keadaan dan bias menyebabkan kompolikasi.
2)      Anjurkan pada pasien untuk banyak istirahat dan mengurangi aktivitas yang berat
R/ mengurangi kegiatan dan banyak istirahat dapat mengurangi resiko terjadinya cidera
3)      Instruksikan pada keluarga untuk membantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
R/ mempermudah pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
4)      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi  anti konfulsi
R/ anti konfulsi dapat mencegah terjadinya kejang, sehingga mengurangi resiko terjadinya cidera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar